Almarhum Gusdur Pernah Mengatakan, Hanya ada Dua Polisi Jujur di Indonesia, yang Pertama adalah Polisi Tidur dan yang Kedua yaitu Hoegeng Imam Santoso

hoegeng-imam-santoso



Meskipun seorang Pejabat, namun Kapolri Jendral Hoegeng Imam Santoso mengecam olahraga yang menjadi kegemaran orang-orang kaya, bahkan sudah seperti gaya hidup bagi para pejabat. Olahraga itu adalah Golf.

“Saya tidak bermain golf bukan karena antigolf tetapi karena itu permainan mahal. Harga stik golf sangat mahal dan saya tidak punya uang. Saya juga tak bersedia meminta-minta,” kata Hoegeng dalam Tempo, 22 Agustus 1992.

Seorang menteri pernah mengeluhkan sikap Hoegeng yang tidak mau main golf. Padahal, hampir semua pejabat telah menjajal olahraga mewah ini. Hoegeng pun dijanjikan akan diberikan seperangkat alat main golf cuma-cuma. Tapi tegas ia menolaknya.

“Wah, saya ndak mau dibelikan stik golf. Nanti saya beban utang budi,” demikian kata Hoegeng.

Hoegeng Iman Santoso tahu betul bahwa di Lapangan golf menjadi tempat untuk menjilat. Jika ingin bercokol dalam lingkaran kekuasaan, mereka berusaha menarik simpatik Presiden Soeharto sekalipun dengan cara memalukan. Dan disela-sela bermain golf itulah biasanya menjadi arena praktik menyanjung dan melobi.

kapolri-jendral-hoegeng


George Junus Aditjodro, wartawan Tempo pada akhir 1970, menguak kejengkelan Hoegeng. Dia mengungkapkan tentang seorang pejabat kabinet yang suka menjalankan aksi menjilat. Namanya, Maraden Pangabean, Menhankam/Pangab.

Panggabean rela membeli stik golf paling mahal untuk menjadi rekan main golf Soeharto. Saat permainan dia kerap mengalah atau pura-pura tak mampu melawan Soeharto. Saat itulah Panggabean mengeluarkan  jurusnya: memuji-muji permainan golf Soeharto. (buku Hoegeng: Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin)

Baca Juga